Suatu waktu kami jalan jalan di kota pelabuhan Marseille musim panas tahun lalu. Kami berniat hendak pergi ke Basilique Notre Dame de la Garde. Satu gereja terbesar di Prancis yang berada di atas bukit tertinggi di Marseille menghadap ke arah Pelabuhan Tua Marseille (Old Port of Marseille) di sebelah selatan.
Vieux Port de Marseille, titik pandang tertinggi untuk melihat kota pelabuhan Marseille. Notre Dame ada di atas bukit tertinggi di sebelah Selatan.
Tadinya tempat ini tak ada dalam daftar kunjungan kami, karena letaknya agak jauh ke puncak bukit. Tapi karena ada waktu lowong dan bingung mau ke mana, akhirnya kami putuskanlah pergi ke puncak bukit mau melihat Notre Dame tersebut.
Kami memilih naik bus untuk naik ke atas, waktu itu kami sudah agak kesorean akibat keraguan pergi atau tidaknya itu. Sekitar jam 7 kami menunggu di halte, bus yang kami tunggu tak jua datang. Seorang ibu paruh baya juga ada bersama kami menunggu di halte itu. Takut salah halte, suamiku bertanya kepada ibu itu.
Madame, apakah halte bus menuju Notre Dome benar di sini ?
Betul, bus nomor 53, jawabnya. Saya juga menuju arah yang sama dengan kalian.
Sudah hampir 30 menit, tapi busnya belum ada, tapi apa benar busnya masih ada ya ? Tanya suamiku lagi.
Ya, benar ada …hanya saja ini agak lama, mungkin karena sudah sore, jawab itu ramah. Kalian datang dari mana, tanyanya kemudian.
Kami dari Indonesia…
Oh …apakah kalian tinggal di sini atau hanya jalan jalan ?
Kami turis.
Oh, saya juga suka jalan jalan ..
Bahasa Ingggris Anda cukup bagus Madam, kata suamiku.
Mengingat sangat sulit mencari orang Prancis yang bisa berbahasa Inggris yang aktif dan lancar. Ibu itu bercerita, dia bisa lancar berbahasa Inggris karena sering jalan jalan dan anaknya ada yang tinggal di Australia.
Aku juga sering jalan jalan tapi sampai sekarang masih gagap cas cis cus.Jadi kalau bagian urusan tanya tanya biarlah suami yang berhadapan, aku cukup menjadi pendengar yang baik.
Entah kenapa pulak kok sudah kali cakap Inggris ini, ngerti sih, tapi kalok mau ngomong lidah mendadak kelu.
Aha…itu busnya datang, kata ibu itu sambil tersenyum lebar dengan ekspresi wajah senang. Kamipun naik dan duduk.
Ibu itu hanya berdiri saja. Saya dekat saja, saya duluan turun dari kalian, kalian akan turun di halte paling ujung, katanya menjelaskan.
Setelah beberapa halte ibu itu turun, bus berjalan naik terus ke atas, masih jauh sepertinya. Sampai di halte pemberhentian terakhir kami turun, hanya kami berdua yang turun di sana. Ke mana penumpang lain, apakah tak ada orang yang sama sama menuju Notre Dome?
Kami mulai ragu, apa ini halte yang benar, mana Notre Damenya kok ga keliatan. Kok tak ada tanda tanda keramaian seperti laiknya tempat wisata di Prancis ?
Tapi kami mencba menepis keraguan, berjalan terus ke atas puncak bukit mencari Notre Dame.
Tak lama kami berjalan, tiba tiba ada mobil Fiat putih berhenti di samping kami. Kaca diturunkan, kami melihat wajah si ibu tadi yang di halte bersama kami.
Ayok naik, ajaknya. Kami bingung. Melihat wajah kami yang bingung dan ragu, dia tersenyum. Jangan khawatir, kalian naik saja, aku mau antar lkalian ke Notre Dome katanya lagi.
Akhirnya kami turut naik, mencoba berpikir postif, bahwa ibu ini adalah orang baik, walaupun ada ragu di hati, terlebih aku.
Aku tahu kalian ragu dan was was, kata si ibu itu sepertinya membaca pikiran kami. Itu bagus, sebagai pencegahan dari penipuan. Tapi jangan takut, aku bukan orang jahat …
Ini kota Marseille, kota pelabuhan dengan tingkat kriminalitas yang tertinggi, wajar kalau kalian berhati hati. Kalian harus menolak ajakan orang lain naik ke mobilnya, kecuali saya .. . katanya sambil tertawa, mungkin melihat raut wajah kami yang masih ketat.
Notre Dame itu masih jauh ke atas, kalau jalan kaki kalian akan kemalaman dan kalian tak kan sanggup. Kulihat kalian adalah orang baik, makanya saya berpikir tadi mau mengantarkan kalian naik ke atas, maka saya susul kalian ke sini, ibu itu menjelaskan.
Oh begitu, terimakasih Madame, aku juga tak melihatmu seperti orang jahat, kata suamiku mencoba rileks dan mencairkan suasana biar tak terlalu tegang.
Saya ini dosen, saya tinggal di sekitar sini. Tapi kalau pergi mengajar mobil saya tinggal di parkiran, kemudian saya naik bus pergi ke kampus,
Setelah beberapa kali kelokan yang ternyata memang masih jauh ke puncak, kami tiba persis didepan Notre Dame. Kami turun setelah mengucapkan banyak terimakasih.
Selamat menikmati Notre Dame, dan ingat…jangan menerima sembarang tawaran tumpangan naik mobil, kecuali dari saya, katanya lagi. Kami sama sama tertawa. Ibu itu punya selera humor yang baik.
Basilique Notre Dame de la Garde atau Our Lady of The Guard
Waktu sudah menunjukkan jam 8 malam ketika kami tiba di atas, dan Notre Dame sudah tutup ternyata ! Pantesan sudah ga ada turis lagi yang datang bersama kami dalam bus itu. Ada beberapa turis di sana yang masih tinggal. Meskipun sudah jam 8, hari masih terang karena ini musim panas.
Sempat kudengar dua anak gadis bicara pada ibu itu menanyakan jalan pulang dan meminta tumpangan kepada ibu itu. Tapi ibu itu menolak, karena dia akan pergi ke arah yang berlawanan. Kulihat ibu itu menjelaskan arah yang bisa ditempuh jika ingin pulang menuju pelabuhan.
Pelabuhan merupakan salah satu tempat yang banyak dikunjungi turis dan dari sini bisa mencari angkutan umum seperti bus atau MRT ke segala penjuru kota Marseille.
Dari atas bukit ini kami bisa melihat pemandangan kota Marseille. Setelah puas memandang dan melihat sekitar gereja, tak lama kemudian kami pulang. Kami berjalan kaki ke arah pelabuhan sesuai petunjuk ibu tadi.
Ternyata jika dijalani terus, jalan perbukitan ini akan menurun terus sampai tiba di pelabuhan. Dan sepertinya kebanyakan orang datang dari arah ini, naik ke atas. Kami kurang informasi berarti, karena ternyata tak terlalu jauh jika kami naik dari pelabuhan menuju bukit ini.
Kami memang agak kecewa, tak bisa masuk ke dalam Notre Dame, tapi kami tetap berpikiran bahwa ini pengalaman yang tak terlupakan sampai sekarang. Ketemu orang baik di tengah tingginya kriminalitas di kota Marseille. Mungkin sebenarnya dia itu seorang malaikat penjaga yang dikirim Tuhan untuk melindungi kami.
Siapa tahu ?!
You’re both lucky and blessed… bertemu orang baik dalam perjalanan. Orang baik pasti ketemu orang baik juga 😀
SukaSuka
amin, terimakasih sudah membaca 🙂
SukaSuka