Mencari Harta Karun Di Kota Tua Penuh Misteri : PETRA

Perjalanan kami dari Amman menuju Petra menempuh waktu sekitar 3 jam naik bus. Jarak Amman ke Petra sekitar 230 km ke selatan Jordania. Infrastruktur sudah bagus dan lancar jaya. Kami tiba di tempat tujuan, Wadi Musa, sekitar jam 10.30 pagi jelang siang hari. Cuaca hangat meskipun sudah masuk musim dingin di pertengahan November tahun ini.

Kami mengambil tempat penginapan di Wadi Musa atau Lembah Musa. Sebuah kota kecil tempat penduduk lokal bermukim dan membangun penginapan untuk pengunjung. Kami harus berjalan turun ke lembah sekitar 2 km lagi untuk sampai di pintu gerbang Petra.

Menurut kisah Alkitab di lembah inilah Musa memecah batu dengan tongkatnya sehingga mengeluarkan air, disebut Spring of Moses. Diduga juga bahwa Harun saudara Musa meninggal dan dikuburkan di salah satu bukit batu di Wadi Musa, disebut Mount Hor. Wadi Musa disebut juga penjaga Petra. 

IMG_0386 (2)Bab Al Siq : Jalan menuju Petra, ada lintasan karavan dan penunggang kuda, di kiri kanan jalan ada Djin Block dan The Obelisik Thomb.

IMG_0414 (2)The Obelisik Thomb : kuburan yang dibangun oleh orang Nabatean pada abad pertama.

IMG_0404 (2)Djin Block : monument pahatan batu berbentuk Bujursangkar.

Sebelum masuk kota tua Petra kami beli tiket terlebih dahulu seharga 55 JOD untuk kunjungan 2 hari. Untuk membeli tiket harus menunjukkan passport atau kartu identitas penduduk. 

Petra adalah kota tua pusat kerajaan Nabatean sejak abad pertama. Merupakan kota penghubung dan pusat perdagangan dari Mesir sampai Turki pada zaman itu. Petra sendiri diduga sudah ada sejak 9.000 BC.

Dari loket masuk kami menyusuri jalan tak berbatu kecil. Tempat pertama yang kami lihat sebagai monument ada di  Bab Al Siq ini, yaitu The Obelisik Thom dan Djin Block . Dari Bab Al Siq berjalan lagi, sampailah kami di The Siq.

The Siq semacam koridor menuju pintu utama Petra. Panjangnya sekitar 1.2 km. Lebar jalan sekitar 3 m, di kiri kanan kami bisa melihat batu alam yang terbentuk semacam dinding berkelok kelok dengan warna warni batu yang sangat indah.

 

IMG_0517 (2)The Siq : Terowongan menuju Petra sepanjang 1,2 km

IMG_0446 (2)Karavan kuda : angkutan menuju Petra, harganya cukup mahal sekali jalan sekitar 40 JOD untuk dua penumpang.

Di pintu masuk kiri kanan The Siq ada ukiran sebagai pertanda gerbang masuk atau semacam pigura yang dipahat di  dinding batu alam. Di sepanjang jalan masuk kiri kanan dinding ada juga pahatan semacam saluran aliran atau parit kecil.

Orang Nabatean sudah terkenal sebagai ahli perairan pada zamannya. Mereka membangun Dam disamping kiri kanan tembok batu agar air tertampung tidak membanjiri jalan masuk ketika hujan datang.

Mereka juga mengalirkan air dari Spring of Moses melalui saluran parit kecil atau tunnel yang mereka buat itu untuk keperluan air kota.

IMG-3068Tunnel atau parit kecil sebagai saluran air dari Spring of Moses menuju Petra

Kami berjalan sekitar satu jam, menjadi lebih lama karena sambil sibuk photo sana sini. Tempat ini juga terlalu sayang dilewatkan begitu saja. Banyak yang bisa dilihat sepanjang The Siq. Lukisan di bebatuan alamnya sangat cantik dan indah warna dan gradasinya.

Sesekali pengunjung harus menghindar dari karavan kuda yang melintas, selain itu ada taik kudanya juga, Tapi petugas kebersihan siaga langsung menyapu bersih setiap ada kotoran kuda yang berjatuhan.

Tiba di ujung The Siq mulai terlihat mengintip tiang bangungan The Treasury atau Al Kazna. Tak sabar lagi untuk melihat seperti apa wujudnya bangunan yang jadi ikon Petra tersebut. Tinggi bangunan ini mencapai 40 m. Diperkirakan dibangun sekitar abad pertama oleh orang Nabatean.

IMG_0339 (3)Ujung The Siq terlihat The Treasury atau Al Kazna

IMG_0067 (2)The Treasury dipandang dari atas bukit

Di sana sudah ramai orang berkumpul sibuk berphoto. Kami menatap takjub keindahan bangunan yang dipahat langsung di dinding batu itu. Luarbiasa ! Menurut legenda orang lokal, harta karun Firaun terkubur di sini. Berminat ? Saya lebih tertarik berburu harta karun sejarah tentang masa lalu yang lebih berharga.

Untuk menatap lebih jauh dengan pemandangan yang indah kami naik ke atas bukit di depan The Treasury ini. Dari sini bisa memandang lebih luas ke sekitar bukit bukit batu.

Di depan The Treasury ini ada unta yang bisa disewa untuk ditunggangi atau hanya sekedar berphoto saja. Kadang ada anak minta bayaran untuk berphoto dengan unta, abaikan saja. Ada juga sekelompok orang berpakaian tentara zaman dulu yang bisa diajak berphoto dengan bayar tips berapa saja.

The Treasury adalah bangunan pertama yang terlihat di depan kota tua Petra. Masih banyak misteri yang tersimpan di dalamnya. Kami menelusui jalan masuk ke pusat perdagangannya melalui The Street of Facades untuk mlihat apa saja yang ada di lokasi selanjutnya.

IMG_0286 (2)The Street of Facades : barisan lubang kuburan pada bukit batu 

IMG_0174 (2)The Royal Tomb : berada satu lokasi dengan The Street of Facades

Petra atau disebut juga The Rose Red City banyak menyimpan sejarah bangunan tua di dalamnya. Disebut demikian karena dari warna merah bebatuan yang membentuk kota tersebut.  Kota tua Petra sempat hilang dan ditinggalkan karena gempa besar yang menghancurkan sebagian peradabannya. Petra dibangun kembali pada abad 18 setelah ditemukan oleh seorang pengelana Swiss.

Setelah melewati The Street of Facades kami sampai di The Theater yang dipahat langsung di batu. Berbentuk seperti  bergaya Romans karena bangunan ini dibangun kembali oleh Romans Empire. Berkapasitas hampir 4.000 pengunjung.

IMG_0297 (2)The Theatre

Petra banyak dipengaruhi oleh bangunan Romans karena sempat diduduki oleh Romans Empire di abad pertama. Setelah kejatuhan Romans oleh Byzantin, bangunan di Petra ini kemudian banyak dpengaruhi oleh gaya Byzantin, termasuk salah satu gereja Byzantin dibangun ditempat ini.

Di depan The Theatre ini terbentang tanah datar yang luas tempat orang bisa berdagang dan berlalu lalang. Ada satu tunnel besar dibangun sebagai tempat mengalirkan air sungai. Di tempat ini kami duduk sejenak melihat pemandangan bangunan tua disekitarnya sambil menikmati teh mint yang hangat.

Di sini banyak orang yang menawarkan jasa naik keledai sampai ke puncak bukit tempat The Monastry berada. Kami memilih jalan kaki saja karena masih banyak yang bisa dilihat sepanjang jalan.

IMG_0189 (2)The Collonnaded Street 

Jalan terusan selanjutnya disebut The Collonnaded Street. Di sini terlihat bangunannya sangat Romans sekali. Antara lain : Great Temple, The Nymphaeum dan Qasr al Bint.

IMG_0187 (2)

Sepanjang The Collonnanded Street, sebelah kanan terlihat ada pohon Pistasio tua yang sudah berumur 450 tahun.

IMG_0203 (2)Qasr al Bint disebut juga Istana Putri Firaun merupakan sebuah kuil dewa dewi orang Nabatean. Kuil ini didedikasikan untuk Dewa Dushara.

Setelah melewati jalan panjang ini kami mulai memasuki daerah bebukitan batu. Perjalanan mulai mendaki menuju The Monastry atau Ad Deir. Kuil terakhir yang ada di peta perjalanan kami.

Jalan mendaki di awal tak terlalu terjal, masih enteng untuk dinaiki. Tiba mendekati puncak jalan mulai lebih terjal. Bagi yang tak biasa jalan atau mendaki tentunya ini jadi tantangan yang berat.

Untungnya udara tidak panas karena musim dingin. Perjalanan lebih terasa enteng naik ke atas. Sesekali kami istirahat di tengah jalan, sambil memandang bukit bukit batu dari atas. Terlihat sangat indah dan agung.

IMG_0215 (2)Pemandangan  bukit batu menuju The Monastry

Beberapa orang naik ke atas dengan keledai. Agak takut juga saya melihatnya, takut licin karena terjal. Kalau terpeleset, langung ke jurang berbatu, apa ga serem itu, pikir saya.

Tapi rupanya para keledai ini adalah binatang yang sangat tangkas di bebatuan berbukit seperti di Petra ini. Pemiliknya sudah cukup terlatih untuk mengawasi jalan keledainya.

Meskipun demikian saya bisa melihat wajah orang orang yang naik di atas keledai itu sebenarnya penuh was was, tapi daripada jalan mendaki ke bukit mungkin mereka tak sanggup lagi.

Setelah jalan mendaki sekitar satu jam. Kami tiba di puncak bukit. Sungguh takjub lihat pemandangan di atas, The Monastry yang tinggi megah terpahat di dinding batu gunung yang kokoh.

The Monastry merupakan bangunan terbesar di Petra. Tingginya mencapai 48.3 meter dan lebar 47 meter. Dibangun sekitar abad ke 2 pada zaman kerajaan King Rabel II. The Monastry pernah dipakai sebagai gereja pada zaman Byzantin menguasai Petra.

IMG_0246 (2)Pemandangan The Monastry dari atas bukit batu

Puas rasanya bisa mencapai puncak. Ada rasa senang dan bangga dalam diri kami bisa mencapai puncak tertinggi di pebukitan Petra tersebut. Tapi kami tak punya waktu banyak lagi untuk menyusuri lebih banyak di sekitar puncak bukit itu.

Kami harus segera turun karena kami harus tiba di terminal bus sekitar jam 3.30. Setengah jam sebelum keberangkatan. Jalan menurunnya terasa lebih cepat, karena kami tak lagi banyak berhenti, hanya 30 menit.

Kami berjalan terus ke arah The Siq denga kecepatan yang lebih tinggi. Rasa lapar membuat kami semakin ingin keluar dari Petra. Tiba tepat waktu di terminal bus yang tak jauh dari pintu masuk Petra, kami segera lapor diri dulu ke loket bus.

Setelah mendapat kepastian bus dan jam berangkatnya, kami kemudian beli makan tak jauh dari situ juga. Lega rasanya bisa sampai di Amman tanpa kurang apapun. Semua berjalan lancar seperti rencana. Syukur kepadaNya.

Mungkin kami tak mendapatkan harta karun dalam bentuk materi seperti emas pertama milik Firaun, tapi kami mendapat pengalaman yang sangat berharga. Kami jadi tahu lebih banyak lagi tentang sejarah peradaban manusia di masa lalu.

Dan cerita ini akan kami teruskan sampai ke anak cucu kami nanti, itulah harta karun yang paling berharga. Demikianlah perjalanan kami di Petra selama dua hari, ada beberapa tempat yang tak sempat kami kunjungi. Seperti The Church, The Nymphaeum, high Place of Sacrifice dan The Lion Triclinium.

Tak mengapa, kami menyisakan sedikit rasa penasaran kami di sana siapa tahu suatu waktu kami kembali lagi ke sini menggali harta karun yang tersisa itu. Atau membiarkannya saja menjadi misteri.

~`Pengetahuan adalah harta karun yang paling berharga ~

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.