Bagian 1 : Khasmir ( Dal Lake-Pahalgam-Gulmarg-Yourmarg-Srinagar )
Saya akan membagikan rincian perjalanan kami selama 2 minggu di India. Saya akan bagi dalam dua bagian, Kashmir dan Golden Triangle India. Tapi sebelumnya saya ingatkan sebelum memulai perjalanan, pastikan terlebih dahulu negara tujuan memerlukan visa atau tidak. Untuk India saat ini bisa mengajukan visa online tak berbayar. Syaratnya mudah, hanya pasphoto dan passport dan mengisi daftar isian pertanyaan yang ada di situs resmi pemerintahan India, https://indianvisaonline.gov.in
Perjalanan saya mulai dari KLIA dengan tiket A*rasia, kami tidak dapat harga promo, karena musim liburan dan waktu yang harus kami cocokkan dengan cuti. Harga tiket yang saya dapat Rp 4.4 juta pp sampai Delhi. Jika beruntung berburu tiket murah bisa dapat Rp 2 juta pp, KLIA – Delhi. Dari Delhi kami melanjutkan perjalanan ke Srinagar,ibukota Kashmir, dengan pesawat A*rasia juga. Beli tiketnya terpisah karena, pengambilan visanya harus di Delhi, atau di 25 kota yang telah ditentukan. Harga tiket tidak promo Rp 2 juta pp, jika beruntung harga promo bisa Rp 1.5 juta pp, Delhi –Srinagar.

Lama penerbangan 5.5 jam, dari KLIA jam 7 malam sampai Delhi jam 10 malam waktu Delhi. Kami menginap di bandara (ngemper di pojokan, hehehe) karena besok paginya pagi harus melanjutkan perjalanan ke Srinagar jam 7.30. Mengingat, menimbang, menghitung waktu dan jarak serta biaya, menginap di bandara adalah pilihan terbaik. Biar nilai petualangannya lebih berasa, padahal mau irit aja sebenarnya.
Tiba di Srinagar kami dijemput supir yang dikirim oleh pihak hotel, yang mana kami sudah janji sebelumnya. Untuk hotel, saya memilih menginap di daerah Danau Dal. Menginap di houseboot atau rumah perahu di pinggiran danau Dal sangat disarankan karena memberi suasana yang berbeda dari pada menginap di hotel yang ada di kota.

Untuk penginapan biasanya saya pesan menggunakan Ag*dadotcom. Pilihan saya jatuh pada New Young Bombay houseboot. Berdasarkan review beberapa pelanggan yang saya baca, rumah perahu ini cukup rekomended karena keramahan pemiliknya, juga harganya cukup murah hanya 14 $ / malam. Saya ambil 5 malam menginap di sini. Untuk sarapan dan makan malam bisa kita minta sesuai selera, harganya untuk sarapan 100 Rupee, makan malam 250 Rupee per orang. Pilihan sarapan di luar kurang efisien mengingat harus naik perahu atau shikara dulu untuk ke kota.

Untuk perjalananan selama di Kashmir, kami menyewa mobil yang diatur oleh pemilik houseboot. Untuk 5 hari perjalanan, kami membayar 4.000 Rupee perorang dengan rincian, jemput dari bandara, Pahalgam, Gulamarg, Yousmarg ( ganti dari Sonamarg, karena ditutup akibat badai salju ), keliling kota Srinagar, keliling Dal Lake naik sikhara, sampai antar ke bandara. Harga tersebut di atas sudah termasuk gaji supir, bahan bakar, parkiran, pajak, dan antar jemput sikhara dari dermaga ke houseboot. Belum termasuk tips supir, tiket lokasi wisata, makan siang, dan kebutuhan lainnya.

Hari pertama tiba di rumah perahu kami sekitar jam 11 siang, kami langsung disuguhi sarapan sederhana, roti bakar dan telur dadar serta teh khas Kashmir yang dicampur dengan kayu manis, hmmmm nikmatnya. Setelah beristirahat melepas lelah dan ngantuk, sekitar jam 2 siang kami keluar rumah perahu, naik shikara ke dermaga, supir yang akan membawa kami keliling Srinagar sudah menunggu. Seorang pria Kashmir yang tentunya ganteng, mirip mirip Sahruk Khan…hahaha.

Kami dibawa ke beberapa tempat, salah satunya yang bagus menurut saya adalah Pari Mahal. View alamnya bagus terutama saat matahari tenggelam. Tiket masuk 25 Rupee. Di sini juga bisa sewa pakaian tradisional ala Kashmir, saya sewanya di taman tempat lain namanya saya lupa, harga sewa sekitar 50 Rupee satu set. Ingat tawarlah, tawarlah selalu untuk mendapatkan harga terbaik. Kecuali tiket masuk ga boleh ditawar ! Untuk taman di Srinagar, karena musim dingin, daun daunnya pada kering kerontang jadi kurang bagus juga dilihat jadinya. Kalau mau lihat taman bagusnya musim semi, sekitar bulan Maret sampai Mei.

Pulangnya kami makan di sebuah restoran di taman yang saya lupa namanya itu, namanya Aroma restaurant. Makanannya enak dan tidak terlalu mahal, buat berempat saya bayar sekitar 800 Rupee. Pilihan makanannya pun banyak, tentunya yang rasa lokal. Catatan, jika pilih makan di restoran India, lihat dulu porsinya, kadang seporsi cukup untuk berdua, karena ukuran porsinya cukup banyak, terutama nasinya.

Perjalanan kami hari kedua adalah ke Pahalgam. Perjalanan dengan jarak 90 km sekitar 2 jam perginya saja. Dalam perjalanan menuju Pahalgam kami berhenti beli air minum dan beberapa buah di pasar tradisional. Harganya cukup murah, untuk sekilo anggur hanya 300 Rupee. Kemudian satu kali berhenti di kebun apel, di sini kami makan siang sambil menikmati minum jus apel. Sayang pohon apelnya lagi mengering karena musim dingin. Makan di sini tak terlalu mahal, harga sekitar 40 – 60 Rupee untuk berbagai pilihan makanan yang ada.

Sampai di Pahalgam, bisa sewa kuda untuk sampai ke atas bukit Aru Valley. Harganya sudah tercantum di sana tapi masih bisa ditawar. Ingat ! Di India tak ada istilah harga pasti atau fix price, semuanya harus ditawar. Jangan ragu untuk menawar sampai setengahnya. Kami dapat harga diskon 30% untuk harga naik kuda yang ditawarkan. Untuk menikmati keindahan Pahalgam jangan sampai terlewatkan paket berkuda ini. Jangan khawatir ada kok penuntunnya, jangan tak perlu takut, walaupun jalanan agak berbukit bukit.
Di Aru Valley jangan lewatkan menikmati makan mie instant khas India, namanya Maggie mie, cukup seharga 50 Rupee dan the Kashmir yang khas seharga 40 Rupee. Puas memandangi pegunungan Himalaya dan bermain main di salju, kami pulang sekitar jam 4 sore.

Dalam perjalanan pulang bisa singgah di tempat penjualaan buah kering buat oleh oleh jika mau. Kami tak singgah karena sudah letih jiwa seharian berkuda, ditambah udara yang bikin menggigil. Pengennya cepat cepat mnghangatkan diri di depan bukari, semacam anglo pembakar kayu. Dari Kashmir sangat terkenal bahan untuk campuran teh, namanya Safron. Saya juga tak beli, jadi kurang tahu harganya.

Hari ketiga kami dibawa ke Gulmarg. Di sini melihat hamparan salju yang sangat luas. Untuk sampai di sini kurang lebih satu jam perjalanan, jaraknya sekitar 60 km dari Srinagar. Untuk sampai puncak pertama bisa naik gondola atau cable car seharga 740 Rupee pp. Jika mau ke tempat yang lebih tinggi lagi sampai ke phase dua. Kami tak sampai di sana karena terlalu dingin.

Jika anda bermaksud bermain salju, siapkanlah pakaian musim dingin yang bagus, tak tembus udara dingin karena benar benar bikin beku. Bisa juga pinjam di sana, ada khusus peminjaman jaket dan sepatu salju, harganya 200 Rupee satu set. Biasanya mereka juga menawarkan jasa tour guide. Lebih baik ditolak saja menurut saya, karena ga ada juga manfaatnya dibawa ke atas. Tapi jika mau menggunakan jasa tour guide, harganya 700 Rupee.

Ingat, hindari penawaran harga yang tak masuk akal, tolak secara halus jika mereka ngotot. Karena di phase 1 anda akan ditawarkan untuk berbagai atraksi. Misalnya belajar main ski, motorbike, motorcycle, juga sleding yang ditarik oleh manusia. Menawar habis adalah koentji !!! Jika mau lebih irit lagi cukup bermain di pelataran bukit paling bawah, cukup berjalan kaki dari dekat parkiran mobil.

Sepulang dari Gulmarg kami berhenti di toko kain. Bermacam macam pashmina dan pakaian local dijual. Tapi saya hanya tertarik pada hiasan dinding yang disulam yang bisa juga difungsikan sebagai bed cover. Kashmir memang terkenal dengan sulaman atau bordirannya. Saya pilih yang sulaman tangan.
Menurut pemilik toko, sulaman berukuran sekitar 3 kali 3 meter yang saya beli itu dikerjakan berbulan bulan oleh wanita wanita Kashmir secara keroyokan. Sayangnya kami tak sempat melihat langsung ke lokasi karena sudah malam. Kami hanya lihat videonya.
Untuk sulaman itu saya dapatkan dengan harga sekitar 5000
Rupee. Untuk sebuah pashmina berbordir bisa didapat dengan harga sekitar 700
sampai 1200 Rupee. Hanya ingat, ingatlah cucilah secara dry clean. Karena bahan
pembuat warnanya dari bahan alami tanaman, jika dicuci dengan air dan deterjen,
warna akan luntur ke mana mana.
Pulangnya kami makan malam di houseboot. Pagi sebelum berangkat saya sudah
pesan untuk dimasakkan kari domba. Untuk besoknya saya pesankan sarapan nasi
biryani, semacam nasi kuning dicapur ayam ayam goreng. Malamnya kami rencana
begadang di ruang tamu karena kebetulan malam tahun baru. Saya mintakan
disediakan kayu bakar yang banyak supaya cukup untuk menghangatkan badan sampai
tengah malam, juga satu termos teh khas Kashmir yang enak itu. Selain bukari,
alat pemanas yang tersedia di dalam kamar adalah heater yang menggunakan gas,
dan selimut listrik.

Hari keempat kami bangun agak siangan karena baru begadang malam tahun baru. Sambil malas malasan di rumah perahu, kami nikmati nasi biryani yang sudah disediakan oleh pelayan dapur, namanya Hilal. Hilal seorang anak muda sekitar usia 20 an. Kampungnya masih jauh dari Srinagar, orangnya ramah dan cekatan. Mengurusi semua kebutuhan kami selama di sana, mulai dari membersihkan kamar, menyediakan sarapan dan makan malam. Menyalakan heater dan bukari.
Hilal dibantu abangnya sebagai tukang masak di dapur. Masakannya enak banget, terutama kari domba dan soup tomatonya, saya sampai pesan dua kali untuk makan malam.

Siangnya kami keluar ke kota untuk makan siang. Sebelumnya kami ikut tour pasar terapung. Kami dibawa naik shikara keliling perkampungan Dal Lake. Melihat toko souvenir, tapi saya tak belanja lagi. Setelah keliling danau, kami diturunkan di dermaga no 9. Dari dermaga ini kami jalan sampai dermaga no 2, tempat sebuah restoran terkenal di Srinagar, namanya Shamyana Restorant. Cukup enak tapi agak mahal, untuk berempat saya bayar sekitar 2000 Rupee.

Setelah makan siang kami jalan sampai ujung dermaga, menuju pasar tradisional, belanja buah. Harganya cukup murah. Untuk 20 buah jeruk saya bayar hanya 100 Rupee. Puas jalan jalan di pasar, kami singgah di sebuah café di depan dermaga no 9. Minum coklat panas dan banana cake, namanya Parisian Café. Harga sekitar 60 Rupee untuk secangkir coklat panas, dan 150 Rupee untuk banana cakenya.

Hari kelima kami ganti arah tujuan, semulanya adalah ke
Sonamarg melihat gunung glacier atau salju abadi dipuncak gunung. Oleh karena
disebabkan tebalnya salju yang menutup jalan, tak mungkin ke sana. Maka perjalanan
kami dialihkan ke Yousmarg. Yousmarg ini tak terlalu ramai bahkan tergolong
sepi melonglong. Taka da orang, hanya satu restoran penginapan atau villa yang
buka. Kami sampai ketika hujan salju turun dengan lebatnya.
Kami singgah di restoran tersebut untuk makan siang. Sambil menghangatkan
badan, kami menikmati Kashmiri tea. Saya pesan ayam kari mentega buat makan
siang. Selesai makan siang pemilik restoran menawarkan naik kuda ke point view,
saya tolak. Kami sudah berkuda di Pahalgam, pemborosan rasanya harus berkuda
lagi.
Tapi pemilik restoran membujuk kami terus menerus, akhirnya saya tawar habis biar tak dipaksa lagi, eh dianya mau 2000 Rupee untuk berempat. Akhirnya sayapun takluklah. Mungkin sangking sepinya turis ke lokasi ini, mereka mau saja dengan harga segitu daripada tidak sama sekali. Untuk makan siang , cemilan roti panggang, dan the saya bayar 1600 Rupee. Cukup mahal untuk ukuran makanan yang sangat sederhana.

Untungnya pemandangan di atas cukup instagramable. Salju yang turun dengan deras derasnya membuat suasana serasa di perkampungan Transilvania. Sepi, berkabut, dengan pinus yang berselimut salju kami berkeliling selama satu jam.
Pulang dari Yousmarg, kami singgah makan malam di salah satu hotel dekat dermaga no. 9, namanya Lasha Restaurant. Restoran yang menyajikan bermacam masakan termasuk ala China. Untuk makan malam berempat saya bayar sekitar 1900 Rupee.

Hari keenam jam 8 pagi kami diantar sampai bandara Srinagar untuk melanjutan perjalanan ke Rhajastan atau Golden Triangle. Saya akan tuliskan di bagian kedua dari tulisan ini. Untuk tips supir saya beri 500 Rupee, untuk pelayan houseboot 300 Rupee perorang, untuk penuntun kuda 100 Rupee perorang. Demikianlah gambaran pengeluaran yang kita butuhkan jika bepergian ke Kashmir. Berapa total yang saya habiskan tidak bisa saya sebutkan, karena kebutuhan masing masing kita tentunya berbeda nilainya.

Tips dan Trik Perjalanan : Pastikan anda cocok harga sebelum bertransaksi. Bila perlu buat surat perjanjian agar perjalanan tidak melenceng dari rencana. Sediakan selalu uang kecil untuk tips, karena di India memberikan tips itu sudah seperti kewajiban. Tawarlah harga semampu uang yang anda punya, jangan takut untuk menawar, selama kita sopan, mereka mau kok mengalah.
Bagian 2 : Golden Triangle ( Delhi-Agra-Jaipur )
Seperti merpati yang tak pernah ingkar janji, saya menepati janji untuk menuliskan sambungan dari rincian perjalanan selama di India bagian kedua. Perjalanan kali ini adalah ke Rajasthan. Rajasthan sangat terkenal dengan Golden Triangle Tour, yaitu perjalanan tiga kota sekaligus. Mulai dari Delhi menuju Agra terus ke Jaipur kembali ke Delhi, atau sebaliknya. Jika ditarik garisnya akan membentuk segitiga yang menghubungkan kota kota tersebut.
Untuk tour tiga kota ini, saya sewa mobil lewat email yang direkomendasikan teman saya. Namanya KalkaTour and Travel. Untuk perjalanan 6 hari saya bayar 19.000 Rupee, dengan rute Delhi-Agra-Jaipur-Bandara Indira Gandhi-Delhi. Termasuk di dalamnya, gaji supir, bahan bakar, tax, parkir, akomodasi supir selama di perjalanan yaitu penginapan dan makan. Untuk tips dihitung perorang perhari 100 Rupee, tertulis dalam surat perjanjian. Juga termasuk paket internet selama 6 hari perjalanaan, hanya untuk isi ulang kita bayar sendiri seharga 200 Rupee.

Hari pertama tiba di Delhi dari Srinagar, kami naik taxi bandara seharga 450 Rupee, menuju Paharganj. Pilihan taxi di bandara sangat bervariasi, silahkan cek harga dulu ke setiap counter. Sebelum keluar dari bandara biasanya saya tukar uang dulu. Saya lebih milih tukar uang di bandara karena menurut saya lebih aman dan terjamin daripada tukar di luar. Saat tukar uang cek dulu rate masing masing counter. Setelah melihat nilai tukar terbaik, cobalah tawar menawar dengan pihak money changer. Jika anda menukar uang sekitar 1.000 $ mereka biasanya mau membeli dollar anda lebih tinggi. Seperti saya bilang di tulisan pertama, menawar adalah koentji untuk mendapatkan harga terbaik.

Hotel kami menginap di Paharganj adalah Hari Piorko, berada tepat di main bazar Paharganz, pasar turis. Saya ambil tiga malam dengan harga total 7000 Rupee, termasuk satu extrabed tidak termasuk sarapan. Saran, jika menginap di India, usahakan cari hotel yang menyediakan breakfast, karena agak sulit mencari warung atau kedai makan waktu pagi di India. Biasanya mereka buka siang, orang India tidak terbiasa sarapan di warung macam kita di Indonesia. Jika ambil paket sarapan 250 Rupee perorang.
Malamnya kami dinner di satu rumah makan yang menyediakan masakan ala Eropa. Saya lupa namanya ! Tapi rasanya hancur hancuran, ga enak ! Agak nyesal juga kami makan di situ. Harga sekitar 150 – 250 Rupee untuk pilihan berbagai macam menu. Lupakan saja restoran itu, ga rekomended !
Hari kedua kami dijemput oleh supir dari Kalkatour, namanya Mr. Rajiv. Karena kami tidak ambil apket sarapan di hotel pagi itu, kami dibawa ke sebuah tempat sarapan pagi. Hanya makan veg sandwich dan minum teh India. Sandwich sih ga rekomended, tapi tehnya enak banget. Mirip mirip bandrek susu gitu …Total harga sarapan untuk berempat hanya 600 Rupee.

Dari sini kami langsung menuju lokasi wisata Redfort, tiket masuk untuk turis asing 600 Rupee perorang, untuk anak di bawah usia 15 tahun gratis asalan bisa menunjukkan kartu pelajar. Mayan kan…Dari Red Fort kami jalan ke Chadni Chowk, pasar terbesar di Delhi, tapi saya tak telusuri ke dalam karena ramai dan padat sekali, juga bau kencing di mana mana. Sepertinya kami salah masuk jalan menuju ke sana.
Dari pasar ini kami lanjut cari makan siang dulu. Kami dibawa ke salah satu restoran terkenal di Delhi namanya Chemney Restaurant. Harga untuk berbagai pilihana makanan sekitar 150 – – 250 Rupee. Makanannya enak banget, sangat rekomended ! Habis makan siang kami meneruskan perjalanan ke Indian Gate yang bangunannya mirip Arc the Triump yang di Paris itu. Tiket masuk free.

Malam harinya kami menghabiskan waktu di Paharganj makan malam dan belanja souvenir. Harga souvenirnya cukup murah, tapi tetap saja kita harus menawar untuk harga terbaik. Saya beli gelang gelang India dengan berbagai macam model, harga bervariasi dari antara 10 – 50 Rupee. Kami juga makan di warung makan India, harganya cukup murah juga, sekitar 60 Rupee untuk seporsi nasi goreng cukup buat berdua. Di Paharganj juga bisa menikmati Lashi, yogurt khas India dengan harga 35 Rupee untuk gelas sedang.


Hari ketiga kami minta dibawa ke Qtub Minar, datang di pagi hari orang ga terlalu rame dan tak terlalu panas. Tiket masuk 600 Rupee perorang. Setelah itu kami ke Lotus Temple, tiket masuk free. Setelahnya kami makan siang di KFC di kawasan Khan Market. Bosan juga makan makanan India selama ini. Khan Market ini termasuk pasar turis, tapi harganya cukup mahal, karena menjual barang bermerk. Kami singgah nongkrong sejenak di Starbuck. Untuk harga di KFC dan SB sudah tahulah ya kira kira berapaan.


Habis makan siang kami lanjut ke Rajhgat sebuah taman tempat Mahatma Gandhi diperabukan. Tiket masuk Free, hanya bayar tempat penyimpanan sepatu 1 Rupee sahaja. Di sini kami santai sejenak menunggu sore dan matahari terbenam di taman yang tersedia di sana.


Hari keempat perjalanan menuju Agra, kami tempuh sekitar 4 jam, sekali berhenti di rest area. Kami sarapan di sini, harganya cukup murah sekitar 60 – 100 Rupee. Jam 1 siang kami sampai di Agra Fort, tiket masuk 600 Rupee. Setelah dari sini, kami makan siang yang terlambat di sebuah restaurant nama yang namanya telah saya lupakan. Di sinilah sumber malapetaka kami dapatkan, diare sampai berhari hari. Saya tak ingin menyebut nama restorannya, tapi dugaan kami restoran ini menyediakan bahan makanan yang sudah tak lagi segar, padahal harga makanannya terbilang mahal. Saya bayar 2000 Rupee untuk berempat.

Berhati hati untuk memilih tempat makan di India sudah kami lakukan, tapi tetap saja kami kena diare. Memilih makanan di India memang perlu extra hati hati untuk orang orang yang sensitive dengan jenis makanan berbumbu. Kebersihan juga harus diperhatikan. Karena ternyata sumber diare di India itu banyak dari makan yang dikelola dengan tidak higienis. Bawalah obat obat untuk berjaga , bila perlu divaksin dulu dan beli asuransi perjalanan.
Taj Mahal
Sorenya setelah makan siang yang terlambat itu, kami lanjut ke Taj Mahal. Harga tiket masuk paling mahal dari semuanya, 1300 Rupee perorang. Ada tuktuk untuk angkutan masuk ke dalam, harganya sekitar 50 – 100 Rupee. Kami pilih jalan kaki saja dengan jarak sekitar 1 km, ga jauh kok … !
Di Agra kami menginap di Hotel Parador Agra dengan harga total 4.700 Rupee untuk 2 kamar 1 malam termasuk sarapan. Untuk makan malam kami pesan di restoran hotel dengan harga sekitar 150 – 250 Rupee untuk berbagai jenis makanan. Hotel ini cukup rekomended !

Hari kelima kami melanjutkan perjalanan ke Jaipur seharian. Berangkat dari hotel jam 9 pagi, singgah dulu di Fatekih Sikri. Tiket masuk 600 Rupee, untuk shuttle ke dalam bayar 10 Rupee perorang. Setelah itu kami makan siang di sebuah restorant rest area.
Restorannya juga saya sudah lupakan namanya. Entah kenapa restorant rest area ini tak ada yang layak saya rekomendasikan. Mungkin karena pilihan dari pihak travelnya ya. Rerata restoran yang kami singgahi, harganya lumayan mahal tapi makannya biasa saja, meskipun restorannya terlihat mewah dari segi bangunan. Lupakan saja…!

Kami menginap di Golden Tulip Essential Hotel Jaipur dengan harga 16.000 Rupee untuk 2 kamar 2 malam. Termasuk sarapan. Hotelnya juga rekomended, sarapannya banyak pilihan. Untuk makan siang kami pilih di Mcd saja, kebetulan hotel ini berada di tengah kota. Yang perlu dicoba di Jaipur itu Lashinya enak banget, satu gelas 60 Rupee.


Hari Keenam dengan agak sekarat karena diare, kami tetap melanjutkan perjalanan mengunjungi tempat wisata Jaipur. Saya beli tiket composite, semacam tiket terusan untuk 8 lokasi. Harga jatuhnya lebih murah dibandingkan beli satuan. Harganya 1.000 Rupee untuk dewasa, 200 Rupee untuk pelajar.

Tempat yang kami kunjungi adalah, Hawa Mahal berphoto depannya saja, terus ke Nahargarh Fort dipuncak bukit, lanjut ke danau yang aku gak tahu namanya, tapi ada bangunan di tengah danau, namanya Jal Mahal. Sorenya kami ke Albert Hall, lanjut ke pabrik kain beli pashmina. Harga pashmina ditawarkan sekitar 1000 – 6000 Rupee. Tinggal pilih sesuai kantong.


Hari Ketujuh balik ke Delhi, tapi singgah dulu di Amber Fort. Amer Fort bisa naik gajah atau jeep untuk sampai ke atas. Kami pilih jalan kaki jadi saya tidak tahu harganya. Jalan kaki lebih irit, sambil menikmati pemandangan kota Jaipur, juga deretan parade para gajah. Kami juga berhenti di rest area untuk makan siang. Restorannya juga saya sudah lupakan karena tak rekomended ! Dari Delhi kami kembali ke KLIA jam 11 malam.

Tips dan trik : Usahakan selalu ada uang cash dikantong, tukarlah sesuai kebutuhan daripada menarik berkali kali di atm dan menggunakan kartu kredit. Jika anda meragukan satu restoran tolaklah secara halus, siapkan cemilan buat perjalanan. Jika memungkinkan bawalah dari rumah, karena agak sulit mencari supermarket di India. Belilah air minum botol kemasan.

Demikianlah rincian dan sedikit kisah perjalanan selama 2 minggu di India. Semoga bermanfaat. Happy Travelling …
Ini juga foto-fotonya cakep amaaat. Aku jadi keingat perjalanan ke tempat-tempat itu. Kangen luar biasaaa.
SukaSuka
Makasih, Omndut 🙂
SukaSuka