Sepedamotor Pinjaman


Travelling di Thailand sangat memungkinkan untuk menjelajahi setiap sudut kota dengan sepedamotor. Caranya ya minjem. Banyak tempat peminjaman sepedamotor tersedia di tempat wisata di Thailand. Biasanya kami lebih suka berpetualang dengan sepedamotor. Selain harganya lebih murah dan irit bakar dibandingkan sewa mobil, sepedamotor juga lebih gampang digunakan. Bisa parkir atau singgah di mana saja jika kebetulan ketemu objek yang bagus untuk diphoto. Jika salah arahpun bisa dengan gampang berhenti lihat google map atau putar balik.

Berkendara di Thailand itu cukup aman, orang orangnya ga suka ugal ugalan di jalan. Jalanan sudah mulus dan penunjuk arah jelas. Juga jalanan ga terlalu macet, terutama yang di luar Bangkok. Jadi sangat nyaman bisa sambil lihat lihat kota tanpa takut keserempet. Semua sudah serba lebih teratur.

Nah, saya mau cerita pengalaman kami minjem sepedamotor di Pak Chong. Kami sewa untuk sehari dihitung 24 jam. Kami ambil sepedamotor jam 4 sore, dan kami harus mengembalikan keesokan harinya sebelum jam 5 sore paling lama. Alasannya sebenarnya karena toko tutup jam 5 teng !  Lewat dari jam segitu akan dihitung 2 hari juga. Sebagai jaminan peminjaman saya harus meninggalkan passport. Ok, baiklah. Karena sudah ngebet mau keliling Khao Yai naik sepedamotor kami setuju saja, karena petugasnya menjamin passport saya akan aman. Ingat di Hua Hin juga kami pernah minjem sepedamotor, mereka juga menahan passport saya.

Besoknya kami berangkat sekitar jam 8 pagi keluar dari hotel, setelah molor dari jam 7 karena keenakan tidur. Berangkat di pagi hari itu sangat bagus untuk mengambil photo terutama pemandangan alam. Sinar matahari pagi sangat membantu untuk pencahayaan yang lebik baik dibandingkan siang hari. Ditambah lagi untuk ngejar waktu jam 5 sore tiba di tempat penyewaan sepedamotor tepat waktu. Itu yang jadi alasan kami harus berangkat pagi walaupun masih malas banget sebenarnya.

Dari daftar lokasi yang sudah kami catat dan urutkan berdasarkan rute dengan bantuan google map, kami memulai perjalanan. Di tengah jalan beberapa kali kami berhenti karena ada spot photo yang bagus yang tak ada di daftar tujuan. Dari beberapa tempat yang kami catat untuk dikunjungi berdasarkan rekomendasi pembantu perjalanan alias tripadvisor dan catatan perjalanan orang lain yang sudah ke sana, justru yang direkomendasikan itu tak terlalu menarik menurut saya. 

Akhirnya kami mengabaikan daftar lokasi yang rekomended itu, kami cari sendiri apa yang mau kami lihat dan kunjungi. Sebagai catatan, di sepanjang jalan menuju Khao Yai banyak tempat yang bisa disinggahi macam restaurant, hotel, resort, valley, taman buah dan bunga. Jadi tinggal pilih mau berhenti di mana. Juga pemandangan alam yang masih alami macam pebukitan yang cukup instagramable, jika hanya mau sekedar photo photo sahaja.

Dari daftar yang sudah kami coret itu ada satu yang saya ingin sekali datangi, namanya PB Valley. Menurut catatan orang pernah ke sana sangat high rekomended, terutama untuk tanaman bunga matahari. Saya yang sedari dulu pengen banget lihat perkebunan bunga matahari ngototlah sama suami supaya tetap harus ke sana. Dari sepanjang perjalanan yang kami lalui kami memang sudah melihat baliho iklan tempat ini. Saya  yakin tempat ini ga jauh lagi pasti ketemu.

Hampir setengah hari kami cari ga ketemu juga, eh kami malah nyasar ke ujung jalan Khao Yai yaitu Khao Yai National Park alias hutan lindung. Yah, sudahlah daripada ga ke mana mana juga, lupakan PB Valley itu, masuklah kami ke dalam hutan lindung itu. Perjalanan yang agak menaik membuat saya kelelahan juga. Setelah ambil photo di beberapa tempat, kami memutuskan pulang. Ga meneruskan sampai ke ujung hutan.

Mengingat waktunya yang juga sudah sangat mepet, dari atas bukit kami turun sudah jam setengah tiga sore. Kami pulang  balik arah kedatangan sampai dipersimpangan pertama kami belok kiri, tidak kembali ke jalan pertama kami datang,  tapi lewat jalan memutar karena lebih dekat jaraknya ke jalan raya, begitulah perhitungan suami saya. Di tengah jalan pulang suami saya masih menawarkan untuk singgah saja sekalian di PB Valley, karena ada tulisan petunjuk di arah yang kami lewati,  kemungkinan tadi kami kelewatan, ga lihat belokannya. Ya, sudah saya ikut saja.

Kembali kami mengikuti petunjuk arah, terus melaju sampai dekat, ah cuman 7 km ternyata, saya gembira. Begitu sampai ke petunjuk arah berikutnya, eh harus masuk lagi ke dalam. Busyet, ini valley, hilang muncul tanda petunjuknya. Kok rasanya susah banget ya carinya. Jangan jangan kami nyasar lagi. Tapi kepalang tanggung kami teruskan juga, berkejar kejaran dengan waktu. Akhirnya ketemu jugalokasi yang kami cari itu, PB Valley !

Kami hanya punya waktu setengah jam untuk singgah, ambil photo sebentar di pagar pagarnya doang yang ada bunga mataharinya. Sebabnya kami sudah tak mungkin lagi ikut tour ke dalam. Ingat jam lima harus sudah sampai di tempat peminjaman sepedamotor. Tak puas dan sedikit kecewa sebenarnya. Udah jauh jauh datang nyarinya sulit pulak, singgah bentaran doang. Cuman sempat minum juice botolan, hihihi…Kami langsung cabut, takut kehabisan waktu karena sudah muatr mutar tadi.

Mengikuti arah jalan sesuai google map, kami sampai di jalan raya. Cilaka…jalan memutarnya tak ada! Kami kadung terjebak di jalan raya, mau ga mau terus jalan, mencari pemutaran. Untungnya ketemu, kami kehabisan waktu 15 menit hanya untuk itu. Alhasil sisa waktu kami hanya 20 menit lagi, dengan jarak 20 km yang harus kami lalui.

Dengan kecepatan tinggi ala Valentino Rossi, suami sayapun mulai ngebut. Melewati mobil yang melaju, mengalahkan truk gandeng di belakang. Selap selip bikin adrenalin semakin terpacu. Saya sampai tahan nafas, tegang sudahlah pasti. Apalagi saat berpapasan dengan truk gandeng itu, ngeri sebenarnya! Orang orang yang kami lewati mungkin berpikir, itu yang naik sepedamotor di jalan raya ugal ugalan dari mana ya ?

Tapi, jika kami tak sampai tepat waktu, passport saya akan tertahan, dan kami tidak bisa pulang besoknya. Kan makin repot urusannya. Jadi dengan modal nekad jadi pembalap dan pegang gonting abang kami tuntaskan perjalanan hari itu. Tiba di tempat jam 5 kurang. Toko sudah tutup. Sialan, percuma udah ngebut habis, kami keduluan ! Kenapa sudah tutup padahal belum jam 5 teng ?

Begitu kami parkir, seorang perempuan muda dari toko sebelah yang masih buka mendatangi kami. Sambil memegang sebuah buku hijau yang saya yakini passport saya. Dia tersenyum sambil menyerahkan passport saya. Maaf, toko sebelah sudah tutup duluan, passportnya dititip di sini, katanya manis. Oh, thanks god.

Seandainya penjaga toko peminjaman sepedamotor itu bilang di awal, jika kami telat atau dia tutup duluan, maka passport dan sepedamotornya bisa dititip di toko sebelah, kami kan ga perlu bertaruh nyawa kebut kebutan di jalan. Tapi ya sudahlah! Namanya kita bicara dengan orang yang beda Bahasa, kesalahpengertian bisa saja terjadi. Begitulah kisah sepedamotor pinjaman kami kembalikan tanpa kekurangan apapun begitu juga kami, selamat tiba di penginapan.

Tips dan Trik : Tentukanlah sendiri tempat yang anda mau kunjungi, bukan hanya sekedar apa yang direkomendasikan orang lain. Perhitungkan semua waktu di perjalanan dan lokasi wisata supaya tak kekurangan waktu dan dikejar waktu. ffff

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.