Panduan Singkat Menjelajahi Kota Yangon

Hampir tiga tahun sudah saya tinggal menetap di Kota Yangon, Myanmar. Sedikit banyaknya sudut kota ini sudah pernah kami jelajahi berdua suami tentunya. Tiap liburan akhir pekan kami selalu menyempatkan pergi keluar rumah mencari sesuatu yang baru di kota ini. Selain mencari objek wisata, spot  photo yang instagramable, kuliner lokalnya juga sering kami cobain.

Kota Yangon di pagi hari

Yangon dulunya bernama Rangoon adalah ibukota negara Myanmar sebelum berpindah ke Naypyidaw. Berada di sisi Sungai Yangon, dan dekat muara Teluk Bengal, Yangon artinya “kesudahan seluruh permusuhan”. Kota Yangon sendiri dibangun oleh Britania pada masa penjajahan. Tak heran banyak gedung tua di sekitar downtown atau pusat kota tua yang berarsitektur Eropa.

Government Press Buildings 1912

Satu hal lain yang perlu diketahui adalah, berkunjung ke Yangon sebaiknya dilakukan antara bulan November sampai April. Karena itulah rentang waktu musim terbaik di sini. Cuaca cerah tak terlalu panas, bisa lihat sunrise dan sunset begitu indah. Juga warna langit di siang hari terlihat sangat biru.

Saya akan membagikan tulisan tentang lokasi wisata yang wajib kamu kunjungi selama berada di Yangon, berikut panduan singkatnya. Untuk masuk Myanmar tidak diperlukan visa turis, selama 30 hari. Kecuali jika kamu masuk dari perbatasan melalui darat, diperlukan visa turis.

Jika kamu masuk melalui bandara Yangon International Airport, tukarlah uang terlebih dahulu secukup yang kamu butuh, kemudian beli simcard. Counternya ada tersedia dekat pintu keluar kedatangan. Kemudian kamu bisa pesan Grab ke tempat tujuan, jika tak mau rempong. Atau gunakan taxi bandara dengan harga resmi, atau jika kamu pintar menawar harga dengan supir taxi yang ngetem di bandara. Harga biasanya tidak terlalu jauh dari penawaran yang ada.

Atau jika mau lebih irit bisa pilih naik bus warna merah maron, berada di sebelah kiri pintu keluar, agak jalan sedikitlah. Tiket busnya seharga 500 Kyatt. Untuk bus  baru ada untuk tujuan satu rute, yaitu  ke Sule Pagoda daerah downtown. Berikut saya sertakan link yang bias kamu akses untuk informasi bus di Yangon : https://www.myanmore.com/2017/08/ultimate-yangon-bus-ride/

Untuk memudahkan mengakses kota, pilihlah penginapan di sekitaran downtown ini, jika  pilih di sekitar Sule Pagoda Road akan lebih bagus lagi memulai perjalanannya. Kamu bisa mulai dari Sule Pagoda itu sendiri di pagi hari. Tiket masuk 3.000 Kyatt. Jangan lupa bawa kantongan plastik buat menyimpan alas kaki, karena masuk alas kaki harus dibuka. Pagoda adalah tempat suci umat beragama Buddha di Myanmar. Di seberang Sule Pagoda ada  sebuah mesjid, namanya mesjid Sunni, juga bangunan tua peninggalan Inggris jaman dulu.

Setelah dari Sule Pagoda kemudian ke Bogyoke Market jika mau belanja souvenir. Di Bogyoke Market bisa belanja kain tradisional Myanmar macam sarung atau longyi, juga bermacam kerajinan tangan khas Myanmar.

Sule Pagoda dari Sule Pagoda Road

Di depannya ada mall juga, namanya Junction City. Bisa tukar uang di sini jika mau rate yang bagus, tukarlah di Citymart, sebuah supermarket tempat kamu bisa belanja kebutuhan yang diperlukan. Juga bisa menikmati nonton bioskop di sini atau sekedar cari makan sambil ngadem.

Kios di Bogyoke Market

Dari Bogyoke Market lanjut terus jalan ke St. Mary Cathedral, jam buka antara 14.00 – 16.00. Dari sini bisa jalan terus menyusuri kota melihat bangunan bangunan tua sampai sore hari. Salah satunya yang terpenting yang bisa disinggahi adalah The Secretariat, bangunan ini adalah kantor adminitratif utama Burma British saat berada di Myanmar jaman penjajahan.


The Ministers’ Building (Burmese: ဝန်ကြီးများရုံး; also called the Ministers’ Office; formerly The Secretariat or Secretariat Building) was the home and administrative seat of British Burma, in downtown Yangon, Burma and is the spot where Aung San and six cabinet ministers were assassinated. Wikipedia

Di sini pulalah kejadian besar yang diperingati bangsa Myanmar sebagai Martyrs’ Day, yaitu hari pembunuhan pemimpin besar Myanmar saat itu, Bogyoke Aung San, ayah dari pemimpin besar Myanmar Aung San Syu Ki. Saat ini lokasi ini sedang direnovasi untuk dijadikan meuseum, tiket masuk 9.000 Kyatt. Dari sini bias melanjutkan perjalanan ke Mahabandoola park.

The Secretariat

Kadang di sini ada atraksi atau pameran, macam Yangon photo Festival. Jikapun tak ada  duduk di taman sambil melihat  keriaan orang lokal juga asyik kok. Jangan lupa belilah kuaci bunga matahari supaya berasa menjadi orang lokal, duduk di taman sambal makan kuaci. Kami sudah melakukannya…hehehe.

Water Festival saat Thingyan

Jika kamu datang bulan April di Mahabadoola Park menjadi pusat water festival. Water festival merupakan atraksi menyambut tahun baru Myanmar yang dikenal dengan Thingyan, atau serupa Songkhran di Thailand. Jangan harap kamu bias keluar rumah pulang tanpa basah basahan, karena seluruh Myanmar merayakannya. Jalanan penuh dengan orang yang siram siraman. Saat itu suhu bisa mencapai 41 derajat Celsius.

Yangon Photo Festival di Mahabandoola Park

Besoknya, perjalanan bisa dilanjutkan ke Inya Lake. Bangunlah lebih pagi jika mau melihat sunrise. Sekitar jam 6 pagi sudah harus sampai di lokasi. Bisa juga sambil olahraga pagi. Karena di sini orang lokal biasanya melakukan aktivitas olahraga, atau hanya sekedar jalan di sekitaran danau. Dari Sule Pagoda road bisa naik bus kuning no 37, ongkosnya 200 Kyatt, turunnya persis depan danau.

Sunrise di Inya Lake pada bulan Desember

Sunrise terbaik itu antara bulan November sampai January. Jika mau lihat perayaan Thazaungdaing di bulan November bisa datang ke danau ini. Kamu bisa melihat orang orang melepaskan lampion ke udara, sama seperti perayaan di Thailand, Loi Krathong.

Shwedagon dari pintu timur, depan Kandawgyi Lake

Dari sini bisa melanjutkan perjalanan ke Shwedagon Pagoda, pagoda terbesar di Yangon. Naik bus kuning no 37 tadi, turun persis di halte Dagon dekat  Shwedagon Pagoda, jalan sedikitlah. Tiket masuk Pagoda 10.000 Kyatt. Pintu masuknya ada empat, masuklah dari pintu barat. Jangan lupa bawa plastik kantongan untuk alas kaki. Jangan pakai rok atau celana pendek. Nanti bisa keluarnya di pintu timur yang berhadapan Kandawgyi Lake.

Di seberang pintu barat ini ada sebuah taman namanya People’s Park. Di sini bisa didapati satu restaurant yang menyediakan masakan Indonesia yang walaupun pemiliknya bukan orang kita. Namanya D’Penyet Restaurant.

Kapal Bebek Mas

Setelah dari Shwedagon Pagoda, bisa lanjut ke Kandawgyi Lake. Di sini kamu bisa coba naik balon udara, harganya kalau ga salah sekitar 20 $, saya belum pernah coba sih. Atau bisa juga hanya sekedar jalan menyusuri danau sampai ke Kapal Bebek Mas. Di sini juga kamu bisa menikmati restaurant lokal namanya Karaweik Palace, jam buka untuk makan siang 11.00 sampai 02.00.

Sunset di Inya Lake

Jika mau lanjut lihat sunset, dari depan danau ini bisa naik bus kuning no 65 lanjut ke Bohtataung Pagoda. Di dekat pagoda ini ada pelabuhan ferry atau Yangon waterbus. Kamu juga bisa menikmati makan malam sambil berlayar menyusuri sungai Yangon yang besar itu.

Sunset di Botataung Jetty

Datanglah sebelum jam 5 sore. Nama restaurant yang bisa kamu coba  Yangon River Cruise. Atau bisa juga hanya duduk di dekat dermaga melihat orang lokal memberi makan burung camar di sore hari yang indah. Bawalah makanan dan minuman untuk menambah suasana berasa orang lokal.

Kembali pulang agak malam tak mengapa karena Yangon relative aman. Dari Bohtataung Pagoda bisa langsung pulang ke Sule Pagoda, naik bus merah maron no 57. Untuk keliling Yangon naik bus perlu diperhatikan juga kemacetan lalu lintasnya. Untuk mengejar waktu lebih baik gunakan grab, lebih mahal tapi irit waktu, ga perlu desak desakan di jam jam sibuk.

Jika rencana tinggal di Yangon lebih lama, kamu bisa menelusuri kota lebih banyak. Dari Strand Road dekat pelabuhan bongkar muat, bisa singgah ke Old Temple Chinese namanya Kheng Hock Keong. Di daerah Strand Road ini juga banyak ditemukan gedung gedung tua. Dari Strand Road bisa lanjut ke Chinatown.

Yangon Wall 41th Street

Selain itu juga masih ada museum nasional dekat Shwedagon Pagoda, yaitu di Pyay Road yang bisa dikunjungi. Jam buka 09.00 – 17.00, tiket masuk 5.000 Kyatt. Atau untuk yang lagi ngetrend sekarang, kamu bisa singgah ke Yangonwall, berada di 41th Street. Lumayan buat photo instagramable yang murah meriah, karena gratis.

Circular Train

Ada juga satu atraksi turis yang mungkin kamu suka dan mau coba,yaitu naik circular train. Bisa naik dari Yangon Railway Station . Stasiun utama yang berada di Pazungdaing Road. Tiketnya hanya 200 Kyatt, keliling Yangon selama hampir 3 jam kembali ke stasiun Utama.

Yangon Railway Station

Dari sini bisa melihat sisi lain kehidupan orang lokal di pinggiran Yangon. Kamu juga bisa turun di salah satu stasiun jika ingin melanjutkan perjalanan dengan bus atau taxi jika di rasa 3 jam itu terlalu lama.

Ada juga satu pagoda yang bisa kamu kunjungi agak jauh dari down town, mendekati area bandara, namanya Tooth Relic. Tempat ini memang tidak sepopuler Sule Pagoda, Shwedagon Pagoda atau Bohtataung Pagoda. Tapi cukup menarik untuk dikunjungi jika kamu masih punya waktu selagi menuju bandara, bolehlah disinggahkan sebentar. Tiket masuknya free.

Tooth Relic

Tips dan Trik : Jangan datang saat musim hujan atau monsoon antara bulan Mei sampai Oktober, karena kamu ga bakal bisa ke mana mana, kecuali niatannya memang mau hujan hujanan.

3 Comments

  1. Hi Mbak salam kenal. Cakep cakeeep banget fotonya. Aku udah lama penasaran sama Myanmar, tapi belum kesampaian huhuhu. Dan mbak tinggal di sana ternyata. Semoga pas aku ke sana bisa jumpa sambil ngupi-ngupi yaaa 🙂

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.